Gw paling sebel kalau ada statement, pemerintah ngga pro rakyat. Mo pro yang kaya gimana lagi sih rakyat Indonesia pemerintahnya? Pemerintah yang kasih bantuan langsung sebulan 3 juta gituh kamsutnya? Kalian itu bukan butuh pemerintah yang pro dengan cara seperti itu khan? Kalian butuh pemerintahan yang mampu merumuskan kebijakan yang bisa mengatur dan mensejahterakan rakyat, betul? Contoh simple dalam hal penanggulangan banjir ini. Apa kalian mau direlokasi ke daerah yang bebas dari banjir walaupun bangunan itu bertingkat? Apa kalian mau jalan kaki 100 meter hanya untuk mencapai sarana transportasi umum yang layak dan murah? Serta apa kalian mau membayar pajak yang tinggi tapi dapat timbal balik biaya pengobatan gratis, sekolah gratis hingga SMU, serta tersedianya sarana transportasi masal yang ngga kalah dengan negara2 maju? Atau apa kalian mampu mendisiplinkan diri dengan tidak buang sampah sembarangan, ngerokok pada tempatnya dan hanya orang-orang umur 21 tahun ke atas saja yang boleh beli rokok, serta budaya antri pada fasilitas-fasilitas umum?
Setelah gw nonton biografi Raja Bhumibol Adulyadej, gw salut sama beliau karena beliau yang turun tangan langsung ke rakyatnya untuk menciptakan ide2 cemerlang yang bisa memberikan kesejahteraan bagi rakyat Thailand. Salah satu campur tangan beliau adalah dalam hal ketahanan pangan dan penanggulangan banjir. Beliau menjadikan halaman salah satu istananya untuk proyek penelitian bibit padi, ikan, dll. Setelah penelitian itu membuahkan hasil, beliau membagikannya kepada rakyat untuk pengembangan lebih lanjut. Hal ini membawa dampak positif karena bisa menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus menciptakan ketahanan pangan. Sekarang siapa yang tidak mengakui bahwa beras Thailand adalah beras terbaik yang ada dipasaran. Bahkan kita pun mengimpor beras itu guna untuk mencukupi pasokan beras dalam negeri. Memalukan? Mana rancangan lima tahun pembangunan yang sudah dicanangkan oleh Pak Harto untuk swasembada beras? Lenyap begitu saja. Malah sawah-sawah itu sudah diubah menjadi bangunan komplek-kompleks town house atau ruko-ruko pinggir jalan. Apakita bisa menumbuhkan padi dari tanah beton? Jawab sendiri yah pertanyaan ini.
Well, musim penghujan sudah tiba. Gw yakin 1000% pasti Jakarta banjir dan titik banjirnya pasti daerah itu-itu saja. Sukur-sukur kalau tuh banjirnya ngelebar jadi biar masyarakat Jakarta kebuka dikit matanya. Dalam blog gw kali ini, gw menantang Bapak Jokowi dan Pak Ahok untuk bisa membangun kompleks rumah susun dengan luas bangunan per unitnya 72M2 - 75M2. Bangunan 10 lantai, satu lantainya hanya ada 6 - 8 unit, dilengkapi dengan lift, lahan parkir bawah tanah dan hanya one door akses untuk keluar masuk serta tangga darurat untuk keadaan yang berbahaya seperti kebakaran, gempa bumi, dll. Sistem kepemilikannya sewa milik selama 30 tahun (loe bayar uang sewa kepemerintah selama 30 tahun dengan sistem bunga yang mengikuti BI rate setelahnya jadi hak milik loe) dengan harga yang cukup terjangkau sekitar 250 - 350jt per unitnya (harga sewa unit selama 30 tahun-red). Biaya perawatan, listrik, air, internet sistemnya flat. Letak rumah susun itu nantinya harus memenuhi unsur :
- dekat dengan sarana pendidikan min sampai tingkat lanjut pertama
- dekat dengan pasar modern atau pasar swalayan
- dapat dijangkau dengan transportasi umum min 3 trayek
- dekat dengan sarana ibadah
- dilengkapi dengan sistem keamanan tingkat 1 (min ada sekitar 10 orang satpam dengan sistem shift yang menjaganya plus cctv di tiap lantainya)
Kalau memang ada bangunan seperti itu, gw yakin kok banyak orang yang mau pindah dari rumah tanah ke bangunan bertingkat. Bangunan-bangunan rumah yang dianggap sebagai titik bahaya banjir bisa dibangun sebagai ruang terbuka hijau dan kantong-kantong air penampung hujan dan luapan sungai. Berkali-kali gw udah ngomong di status facebook gw bahwa kunci utama penanggulangan banjir itu yah kurangnya ruang terbuka hijau dan kolam-kolam tampungan luapan sungai.
Banyak banget yang pengen gw tuang dalam bentuk tulisan, renungan-renungan buat bangsa gw. Mungkin bahasa yang gw pilih lebih ke arah sarkastik tapi ini adalah bentuk kecintaan gw terhadap Indonesia. Gw pengen bangsa kita punya generasi penerus yang ngga dipandang sebelah mata oleh bangsa luar atau hanya dijadikan boneka oleh mereka. Mari kita ubah persepsi itu dengan perubahan yang dimulai dari diri kita sendiri.