Selasa, 30 Mei 2017

Overdosis Agama Bahaya untuk Dunia Kesehatan

Bener yah overdosis bisa bikin mabok. Ada lagi baca berita dokter ngga mao ngelayanin pasien BPJS dan Asuransi Umum karena sifatnya Riba. Padahal pasien itu pun hanya mampu ambil BPJS kelas menengah. Kebayangkan tingkat ekonomi orang itu seperti apa.

Sekarang coba loe bayangin saat jadi gw kemaren rawat inap di rumah sakit gara-gara radang lambung dan gw harus menjalani endoscopy serta gastrocopy, total perawatan yang harus gw bayarkan ke pihak rumah sakit adalah hampir 22jt untuk 5hari plus biaya tindakan dll. Atau kasus om gw dimana dia harus menjalani operasi bay pass jantung yang ngabisin 250 jt cuma buat biaya operasinya saja dan kalau biaya lain2 si om, denger2 bisa ngabisin 475jt. Kasus ke tiga yang terjadi di keluarga gw, kakak ipar sakit kanker payudara stadium 2 sehingga harus menjalani 2x operasi. Operasi pertama pengangkatan benjolan di payudaranya dan operasi kedua yah angkat sel telurnya dia supaya tidak memproduksi hormon yang bisa memicu sel kankernya. Belum lagi harus menjalani proses kemoterapi selama 6x. Mungkin total perawatan kakak ipar gw lebih dari 150jt. Kalau ngga ditanggung BPJS dan asuransi gimana bayar biayanya? Ada ide? Cash? We dont have enough money. We have spend the money for our health through insurance system.

Sebelum mabok agama, mikir donk. Jangan main2 sama kesehatan dan nyawa orang. Dokter khan sudah angkat sumpah. Sumpah itu juga mengikat secara universal. Jangan karena mabok agama, jadinya ngga mao tangani pasien. Apalagi pasien itu anak2.

Gw jadi ingat saat gw dulu masih gawe di majalah kesehatan. Kampanye yang dilakukan sama PERSI (Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia) adalah wisata medis. Jadi rumah sakit-rumah sakit yang ada di seluruh Indonesia diajak untuk meningkatkan fasilitas layanan dan peralatannya sehingga orang-orang mampu tidak usah lagi berobat ke negara tetangga karena kualitas sdm tenaga kesehatan kita mampu menyaingi negara tetangga. Masalah berobat ke negara tetangga, saudara-saudara kita di Pulau Sumatera sudah paham betul akan hal ini. Orang-orang mampu di kota-kota besar mereka seperti Medan, Padang, Banda Aceh lebih memilih berobat ke Penang atau Singapura ketimbang ke Jakarta atau kota-kota lain di Pulau Jawa. Miris khan?

Sebutlah beberapa rumah sakit ternama dengan fasilitas kesehatan memadai di Jakarta tidak mampu menarik orang-orang mampu untuk berobat di tempatnya. Miris banget. Di tambah lagi dengan adanya isu agama dan sikap intoleran dari tenaga kesehatan yang akhir-akhir ini marak terjadi, mau jadi apa wajah dunia kesehatan kita? Coba tengok halaman-halaman media sosial yang bertebaran dengan cerita orang2 yang berobat ke luar negeri itu, apakah ketika mereka mendatangi dokter akan diberikan ceramah tentang hukum Riba atau ditanya agamanya apa atau dari suku mana? Tentu TIDAK lah.

Jadi yah mbok yao mabok agamanya dikurangi dulu dosisnya. Kita khan dikaruniai akal sehat untuk berpikir secara jernih. Bukan menjadi cherry picker dan menjadi penikmat lip service para oknum dengan janji surganya itu. Saya ngga akan putus2nya ingetin kita semua bahwa hak sorga itu ada di tangan Tuhan. Itu hak mutlak dan prerogatifnya sebagai penguasa dan pencipta kita. Lakukan tugas di dunia dengan sebaik2nya dan terima setiap perbedaan dengan toleransi yang tinggi. Baru saat dipanggil nanti nagih surganya sama penguasa sorga itu.


Cheers

Hayati Mulai Lelah

Ingin rasanya puasa nulis. Tapi kalau tidak nulis dan menuangkan dalam bentuk barisan kata, kayanya penuh otak ini. Walaupun Tuhan sudah memberikan kapasitas melebihi 10TB, rasanya masih saja kurang. Seandainya Tuhan juga mengaruniakan tombol delete, ingin rasanya menghapus memori buruk tetapi tetap menjadikannya bahan pembelajaran. Ahhh sudah lah keabsurdan ini akan segera berlalu jika kita yang dikaruniai dengan kewarasan dan logika untuk berpikir menahan diri sejenak walaupun ada pertentangan dasyat dari hati nurani untuk tidak mengamini segala kebobrokan yang terjadi.

Membiarkan kebodohan merajalela juga bukan pilihan terbaik untuk menghentikan isu-isu yang terjadi. Kapankah ada kesadaran bahwa dibalik semuanya ini ada segelintir kelompok yang mengambil untungnya dan tertawa atas kekacauan yang terjadi lalu tampil seolah-olah dirinya Ksatria Piningit yang mampu menyelesaikan masalah yang sudah terlanjur terjadi dengan bergantung padanya. Jaman sekarang mana ada Ksatria Piningit. Semuanya sudah mempunyai kepentingannya masing-masing. Memperkaya diri dan memperoleh kekuasaan atau mendapatkan ketenaran menjadi dasar iman untuk berlaku.

Pembodohan melalui media. Dimana hasut dan kejujuran hanya setipis kelambu malam. Barang langka yang sudah terkubur didalam palung laut terdalam. Mengambilnya kembali membutuhkan perjuangan dan ketekunan hati. Bahkan kapal selam paling canggih buatan Rusia atau Amerika bahkan China sekalipun tidak akan mampu untuk menemukan arti kata kejujuran di dalam palung itu. Seandainya bisa, entah kapan dapat ditemukannya.

Ngimpi kowe nduk, suara itu kembali menggema. Wis ora usah neko-neko. Pasraheno karo Gusti. Gusti sing luwih segala. Ra percoyo? Ndelok disik nduk. Gusti mu kuwi lagi bekerja. Gusti mu bekerja dalam ketenangan dan tanpa harus berkoar dengan menggunakan pengeras suara atau memasang status macam-macam diberbagai sosial media. Tetapi pekerjaan Gustimu kuwi dapat dirasakan dalam iman yang sudah kau percayakan kepadaNya. Gustimu mboten sare bahkan jikalau Dia sare, ada ribuan pesuruhNya yang siap menjaga dan melanjutkan pekerjaan tanganNya. Malaikat itu nduk pesuruhNya. Abdi dalem yang setia disampingNya dan siap melaporkan segala sesuatu yang ada di kancah pertarungan ini.

Nduk, istirahat jika dirasakan perlu untuk mengurangi kepenatan itu. Ojo mekso. Manusia dikarunikan dengan keterbatasan raga, tetapi sering kali tidak diindahkan ketika alarm badan sudah berbunyi. Ketika bunyi makin nyaring dan mencapai klimaksnya, apakah sesalmu akan berguna. Istirahat sejenak hingga ada sedikit tenaga untuk kembali melanjutkan dan merajut angan mencapai cita-cita. Berhenti sejenak dan melupakan semuanya hingga tiba saatnya hal itu kembali diteruskan. Istirahat tidak untuk benar-benar melupakan, tetapi untuk mencari pemahaman baru.
Istirahat ngih, cah ayu. Ketika kau terbangun nanti, kau akan melihat sesuatu yang baru untuk cita-cita itu. Tutup matamu dan mulailah terlelap dalam tidurmu, cah ayu. Sugeng ndalu. Selamat beristirahat.


~Kartono kepada Hayati~
Diiringi Lagu More Than Words oleh Extreme sebagai pengantar tidur