Selasa, 20 Agustus 2013

Banyak Anak ngga Bareng dengan Banyak Rezeki

Gw bingung ajah sih kenapa kok negara kita ngga juga jadi negara maju. Padahal dari segi modal, kita mempunyai modal terbesar dibandingkan dengan negara2 yang sudah maju saat ini. Sumber daya alam yang melimpah, kita sudah punya dan tersebar diseantero tanah air. Luas wilayah untuk menampung penduduk, kita pun juga punya. 2 juta km2 cukup khan untuk menampung penduduk 250juta jiwa. Cukup sekali lah pastinya. Asal penduduk itu tersebar merata di seluruh wilayahnya. Satu lagi modal kita, yakni sumber daya manusia. Kita punya banget. Mau dari kualitas Einstein hingga Mark Zuckerburg, kita memilikinya. Namun sayangnya pertumbuhan penduduk ini ngga dibarengi dengan pemerataan pendidikan dan kualitas hidupnya.

 Gw juga inget banget kok, pas jaman Pak Harto beliau mencanangkan program KB guna untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, namun sayang program itu agak kurang berhasil karena masih ada diatas angka 1%. Maaf bukan maksud untuk menyinggung teman-teman yang sudah memilik anak, tapi yang mau saya tekankan disini ialah secara menyeluruh. Sering saya perhatikan ada beberapa manusia gerobak yang memiliki anak lebih dari satu, dimana saya yakin pendapatan beliau masih jauh lebih rendah dari UMR yang baru saja ditetapkan oleh pemerintah kita. Ditambah lagi dengan tingkat inflasi yang makin ngga jelas akhir-akhir ini yang menyebabkan harga beberapa kebutuhan pokok melonjak tajam tanpa dibarengi solusi untuk menekan laju ini dari pemerintah kita. Pasti pertanyaan besar akan muncul, mampukah beliau menyekolahkan anak-anaknya hingga jenjang pendidikan tinggi? Atau bagaimana jaminan kesehatan yang diberikan oleh orang tua itu terhadap anak2nya. Miris ajah sih melihat potret kehidupan masyarakat kita yang seperti ini. Asalkan bisa hidup sudah cukup. 

Pemerintah ngga selamanya diam dan hanya berpangku tangan kepada pihak asing dalam permodalan negara ini. Mereka yang duduk dibangku panas itu sudah seharusnya memikirkan bagaimana cara menekan laju pertumbuhan penduduk dan harus menyukseskan program KB. Salah satu cara ampuh supaya program KB berhasil banget adalah mengganti tenaga manusia dg tenaga mesin atau robot. Contoh simpel : mo menggunakan bus way, ngga usah lah itu ada petugas sobek karcis atau ngga di dalam busnya ada petugas keamanan. pa lagi pak gubernur mo menerapkan rail car buat jalur bus way. atau misalnya mengganti tenaga manusia di loket karcis kereta dg mesin. toh jelas khan kita tujuannya mo kemana, tinggal pencet doank n keluar tiketnya.

Mungkin cara kedua bisa ditiru yakni dengan menerapkan pajak buat anak ke tiga dan seterusnya. Kalo di cina ada yang namanya "one child policy" dan bisa diterapkan di Indonesia bisa membantu pemerintah banget dalam mengendalikan laju pertumbuhan penduduknya. Berbeda dengan beberapa negara di eropa atau singapura yang justru mendukung pertumbuhan penduduk karena bisa dikategorikan bahwa pertumbuhan penduduk aslinya minus. tapi klo program ini diterapkan di Indonesia, bisa kebayang khan dalam waktu satu tahun berapa tingkat pertumbuhan penduduk kita. Sebaiknya sih jangan diadaptasi yah. Bukannya gw ngga mihak dg kaum marjinal juga tetapi mari kita berpikir kedepan. Apa yang bisa kita tinggalkan untuk generasi mendatang. Warisan seperti apa yang akan mereka nikmati.

Semakin banyak penduduk suatu negara tanpa dibarengi pertumbuhan ekonomi yang memadai maka semakin tinggi angka kemiskinan serta semakin tinggi pula beban pemerintah yang harus dipikul. Nah buat bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk dikursi panas pemerintahan, saya ucapkan selamat bekerja karena kalian dibayar untuk mengemban amanah penting ini yakni mensejahterakan rakyat dan bukan untuk menguras duit rakyat.

Salam,
Tata


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

What i said :