Senin, 21 November 2016

Kita Semua (Penikmat) Kekafiran

Mungkin gw masuk ke golongan gagal paham atau ngga mau paham sama issue2 yang beredar. Tapi emang yang namanya issue agama itu yang paling sensitif. Ibaratnya cewe lagi PMS trus loe bilang eh berat badan loe kayanya naik yah. Minta ditonjok juga sih yang ngomong kaya gitu. Seperti inilah keadaan negara gw sekarang ini. Ada si anu ngomong itu di pelintir anunya atau si ini ngomong itu tetap juga di pelintir anunya karena si anu kalah gede sama si ana.

Buat orang2 yang selama ini mengkafir2kan orang lain, sadar ngga sih kalau kalian tuh sebenernya juga penikmat kekafiran itu sendiri. Eits jangan marah and baper dulu boss kalau belum baca ini sampe tuntas. Gw mulai dari hal yang simple ajah deh lalu gw lanjut ke hal2 yang lebih printil. Semoga ajah setelah baca tulisan gw ini, kita sadar siapa musuh kita sebenarnya dan kita bisa lebih bijak menghadapi issue yang beredar.

Sosial Media Produk Kafir, Bung.

Bung, situ menyebar propaganda lewat facebook, twitter, ataupun path dan sosmed lainnya, sadar ngga sih kalau kalian tuh lagi memperkaya orang kafir. Coba deh nonton filmnya Social Networks yang dibintangi sama Jesse Essenberg. Jelas kok diceritain karakter utama si pembuat facebook yang ngga lain adalah Mark Zuckerburg. Mau tau siapa Mark Zuckerburg, silahkan buka kamus ajaib mbah google dan klik link wikipedia yang memuat biografi singkat si Mark Zuckerburg. Kalau kalian selama ini selalu bersembunyi dibalik jubah agama mungkin (mencoba) menutup mata sama Mark Zuckerburg yah sama ajah donk kita kafir.

Nih yah gw kasih gambaran singkat. Mark Zuckerburg tuh atheis. Dia ngga percaya Tuhan. Udah ngga percaya Tuhan, dia itu keturunan Yahudi. Selain itu dia menciptakan suatu media social yang kalian gunakan untuk propaganda kekafiran. Kurang kafir apa coba si Mark ini. Yah walaupun dia marah juga sih akhir2 ini karena kalian nuduh barang ciptaannya untuk melakukan black campaign. Gw juga ngga terima klo gw menciptakan sesuatu tp justru malah dipake untuk sesuatu yang negatif, boss. Mungkin ini juga yang Tuhan pikirkan. Eits, gw ngga mengidentikan Mark dg Tuhan loh yah. Dosa besar gw.

Gw cuma memandang dari sudut pandang gw saja dalam melihat Tuhan. Mungkin Tuhan sedih kali yah liat umat ciptaannya yang Dia ciptakan untuk saling melengkapi, membantu dan menciptakan perdamaian malah saling serang, ejek, cela bahkan bunuh demi pemuasan ego semata.

Balik lagi ke soal pengkafiran, facebook, twitter, path, dan apapun itu diciptakan oleh seorang kafir. Kalian masih menyangkal tidak menikmati kemudahan ini? Lah ngapain loe kepo baca blog gw ini yang terang2an produk kafir juga dibawah google. Stop sampe sini klo udah mulai bapernya. Gw cuma mau ngajak kita berpikir dengan logika dan waras. Gw lanjut yang kedua yah.

Smart phone for smart people are made by kafir country

Coba loe liat apa merk smart phone loe sekarang? Iphone, samsung, oppo, sony, LG, atau bahkan Xiaomi? Coba loe liat lagi dibuat dimana tuh hp loe? CHINA, coy. Pabrik di China dengan lisensi dari negara masing2. Iphone lisensi apple corp yang ada di amrik, samsung dari lisensi korea selatan, bahkan xiaomi adalah produk asli china. Walaupun ada juga buatan Indonesia tapi tetap otak pembuatnya ada di Korea ataupun negara2 kafir yang gw sebutin itu.

Masih ngga mudeng juga? Balik sana ke jaman pos surat dengan burung merpati karena klo pake telegram atau pos surat pasti mesinnya juga pabrikan negara kafir. Atau mau lebih kuno lagi pake kentongan. Karena sandi morse atau semaphore juga diciptakan orang kafir kok. Ngga terima, jual gih smart phonenya.

Ngga usah tutup mata juga, bung. Ada applikasi kitab suci juga kok di smart phone buatan kafir yang kita gunakan ini. Untuk mempermudah kita kapanpun itu kita mau membuka kitab itu dan bertemu Tuhan secara digital. Gw mao tau dari 10 orang yang baca ini ada berapa orang yang bawa2 kitab suci didalam tasnya untuk sewaktu2 kita baca. Jadi ngga usah terlalu baper yah, bung sist. Siap ngga gw lanjut yang terakhir nih walaupun masih banyak yang bisa di tulis. Tapi gw kasih contoh 3 ajah cukup dan semoga kita semua kebuka matanya.

My Ride is not my ride to heaven

Mobil, motor, kereta api, bus dan bahkan pesawat pun dikuasai oleh negara2 kafir. Ngga sadar? Coba ngunyah batako pake daun sirih buat nyimaknya. Toyota, Honda, Mitsubishi, Mercedes Benz, BMW ataupun Suzuki dan Chevrolet serta Ferrari serta Hummer adalah merk2 kendaraan dari negara2 kafir.

Toyota, Suzuki, Honda, Mitsubishi dan Datsun adalah produkan Jepang. Tau khan agama yang dianut sama Jepang apaan? Shinto. Ajaran yang diterapkan adalah penyembahan terhadap dewa matahari. Tapi kita harus akui bahwa sodara tua inilah yang kasih kita kemudahan dalam tehnologi transportasi walaupu mereka kafir. Harga diri dan takut akan berbuat salah membuat negara ini menjadi maju bahkan menguasai pasar otomotif kita, bung.

Kita menggunakan produk otomotif negara mereka yang membuat pabriknya di kawasan industri yang ada di Cikarang, Karawang, bahkan sampe ke Cikampek serta Purwakarta. Sadar, bung. Dalam hal mobilisasi pun kita menggunakan produk kekafiran.

Pertanyaan gw terakhir siapa diantara kita yang ngga tergiur sama tawaran amang Hotman Paris Hutapea kalau di kasih koleksi Lamborgini keluaran terbarunya tanpa ada syarat apapun atau papa alm Mirna yang akan kasih Ferrarinya tanpa syarat apapun. Pasti pada mau semua khan? Jual tuh mobil, lumayan laku 1M buat modal memperkaya diri dengan pengetahuan.

Jadi yah, bung. Jagalah kalian dengan mudahnya bilang lainnya kafir dan menganggap diri paling suci jika masih menggunakan atau menikmati hal2 yang gw sebutin diatas. Mungkin kalian masih ngga terima dengan tulisan gw ini. Jangan baper, jangan kehasut dengan dalil, ataupun bersumbu pendek. Rese tau yang kaya gitu. Kalau ngga terima, mending hidup ala orang amish di Amerika sana. Googling gih gimana cara hidup amish atau belajar dari suku pedalaman di amazone. Pasti jauh dari hal2 yang bersifat kafir.

Negara kita ini pada dasarnya indah. Indah karena kita berbeda tapi tetap satu. Jangan rusak keindahan itu dengan pemikiran sempit. Selama Pancasila dan NKRI masih kita junjung musuh bersama yang terselubung itu akan kita halau bersama. Akhirnya selamat menikmati era demokrasi dan tetap satu tujuan yaitu Indonesia.

~Salam damai dari anak bangsa~

Minggu, 06 November 2016

Move on yuks...!!!!

Aduh.. time line hari Minggu napa masih dipenuhi sama persoalan lama sih. Coba cek terminologinya dan coba cek dapet berapa dulu pelajaran Bahasa Indonesianya. Pelajaran Bahasa Indonesia itu sebenernya gampang2 susah kalau dibandingin sama bahasa lainnya. Bayangin aja kalian belajar bahasa Prancis dimana ada kata2 tertentu untuk menegaskan feminin dan masulinitas atau bahasa Inggris yang harus tepat penggunaan grammarnya supaya kita tau kapan waktu kejadian berlangsung ataupun bahasa Jepang yang menunjukkan hirarki kepada siapa kita bertutur. Tapi karena saking mudahnya Bahasa Indonesia ini yang menjadi alat untuk memutarbalikan suatu perkara atau kejadian.

Ibarat pedang bermata dua gitu lah peribahasanya. Bisa menjadi pemersatu dan juga pemecah belah. Dari kawan menjadi lawan dan lawan menjadi kawan. Jadi daripada repot dengan urusan luar sana yang ngejelimet kaya mecahin kode teori konspirasi 911 mending move on dari 411. Suara sudah digaungkan, dan pemerintah pun sudah mengeluarkan statement. Proses hukum pun juga tetap dijalankan. Jadi apalagi yang kurang? Bukan kah negara ini negara hukum dan kita masih berpijak di dalamnya. Ngga ada salahnya khan mengikuti setiap proses hukum yang berlaku? Jika memang bertentangan dengan hati nurani, yah cari lah negara yang dasar hukumnya seiring sejalan dengan hati nurani itu. Eits jangan lupa yah ikutin proses naturalisasinya juga loh. Ngga serta merta ideologi itu sesuai dengan pandangan kita lantas kita langsung diterima menjadi warga negaranya. Masuk ke rumah tetangga ajah ngucap salam dan ketok pintu, apalagi pindah kewarganegaraan.

Penjajahan Kuno Pemecah Belah Bangsa

Just pendapat pribadi gw, Indonesia butuh warga negara yang paham akan historical back groundnya yang sesuai dengan ideologi pembentukannya. Bagaimana bangsa ini terpuruk hingga mulai merangkak seperti sekarang ini. Mungkin perlu di refresh lagi dan silahkan koreksi jika tulisan ini salah. Lebih dari 365 tahun bangsa Indonesia dijajah oleh Belanda dengan penjajahan kuno. Taktik yang dipakai pun hanya memecah belah suatu wilayah. Misalnya, jika Belanda hendak menguasai rempah2 di Maluku, maka diliatlah oleh Belanda bagaimana peta kekuatan politik yang ada di Maluku. Jika ada 2 kesultanan di Maluku, maka disini lah politik devide et empera itu dijalankan. Bahasa gampangnya jika ngga suka sama tetangga sebelah rumah sebar gosip ajah paling tuh dua orang berantem dan kita tinggal ambil keuntungan dari itu. Masih ngga paham lagi, gw kasih contoh dari sinetron yang ada. Si A ngga suka sama si B karena si B dalam hal finansial lebih dari si A ditambah lagi si B punya pasangan yang ganteng dan kebetulan si C suka sama pasangan itu. Nah si C tau klo si A ngga suka sama si B dan si C deketin si A dan menyebarkan berita kurang mengenakan alias fitnah yang pelakunya adalah si B. Lalu si C juga melakukan hal yang sama kepada si B dengan pelaku tentu saja si A. Jika masing2 individu itu bersitegang maka si C lah yang menikmati keuntungannya. Bisa jadi pasangan si B direbut si C dengan cara halus tanpa si B mengetahuinya.

Lalu datanglah bangsa Jepang yang mengaku saudara tua karena sebagai sesama asia. Padahal kekejamannya sesungguhnya terjadi. Awalnya kita mengira bahwa Jepang sebagai "Pasukan Perdamaian" yang akan membantu perjuangan bangsa kita dalam mengusir penjajahan Belanda. Emang bener sih Belada dipukul mundur oleh Jepang, karena Jepang mempunyai misi terselubung untuk menguasai Asia dan melawan Amerika. Sekali lagi kita kena tipu oleh penjajahan lama. Malah penyiksaan jaman Jepang lebih sadis daripada jaman Belanda. Jepang membentuk beberapa organisasi yang tujuannya untuk memuluskan rencana mereka dalam menyerang sekutu. Bahkan sistem kerja rodi Jepang masih menjadi bahan guyonan kita sampai sekarang. 

Hingga akhirnya hari bersejarah itu dicanangkan oleh Proklamator kita, Soekarno-Hatta. Di Jl. Pegangsaan No. 54 itu lah kita menyatakan kepada dunia bahwa kita adalah bangsa yang merdeka dan dunia harus mengakui bahwa Indonesia satu tidak terpecah belah. 

Apakah kita mau keadaan jaman penjajahan terulang lagi? Sudahkah kita perhitungkan untung ruginya jika hal ini terulang lagi? Tidak kah kita belajar dari kasus saudara2 kita yang berada di daerah konflik, mungkin jika boleh memilih mereka tentu tidak mau ada di kondisi seperti itu. Jadi segala sesuatunya kalau sudah berhubungan dengan sikap berbangsa dan bernegara diperlukan kebesaran hati kita sebagai warganya yang masih mengakui ideologi yang sama. Ingatkah akan sumpah yang diucapkan pada 28 Oct 1928 itu? Apakah sumpah itu sudah tidak berlaku lagi saat ini? Bukan kah semasa kita sekolah dulu setiap tanggal tersebut, sumpah yang sama selalu kita ucapkan?

Tulisan ini tidak harus dibesar2kan. Saya hanya menyampaikan pendapat saja dan tidak mengharapkan reaksi apa2. Mumpung hari Minggu waktunya panjang untuk merenung.


World Peace..