Hallo Fellas,
Kalau selama ini gw selalu ngebahas soal si Engkoh, kali ini gw mau curcol soal si Pakde Jokowi. Gw panggil beliau sebagai Arjuna dari Solo. Kenapa? Soale si Pakde baru ajah ikut kejuaraan Panahan Terbuka yang dilaksanakan di Bogor. Persiapan yang dilakukan oleh Pakde pun ada di salah satu V-Log putranya, Mas Kaesang Pangarep. Saat ditanya kenapa kok pilih olahraga panahan dan dijawab oleh Pakde bahwa panahan itu memerlukan fokus, konsentrasi dan ada sasaran tembaknya.
Wah ini statement yang sangat berbahaya yang dikeluarkan oleh Pakde. FOKUS, KONSENTRASI, dan ADA SASARAN TEMBAK. Setelah Pakde mengeluarkan statement ini, gw juga jadi ingat sama pernyataan yang dikeluarkan oleh si Engkoh, "Pak Jokowi itu beda sama Saya. Kalau Saya ngga suka sama kodok, Saya tembak mati langsung tuh kodok. Nah kalau Pak Jokowi si kodok di elus-elus dulu, terus digiring dan dimasukin ke panci isinya air dingin tapi diem-diem dinyalain api kecil nah si kodok ngga sadar tuh bakalan mati dengan sendirinya (kerebus air mendidih-red)." Kira-kira gitu lah statementnya dan gw rasa ada nyambungnya dengan hobby Pakde dengan olahraga yang digelutinya saat ini. Memang sih untuk membidik "LINGKARAN KUNING" dengan tepat, memerlukan "KONSENTRASI".
Layaknya Arjuna yang mempunyai senjata pamungkas PANAH PASOPATI, Pakde pun punya PASOPATI-nya sendiri dan beliau menunggu waktu yang tepat kapan saatnya untuk melepaskan "Pasupatinya". Saat ini Pasopatinya sedang diasah dan itu bisa kita liat dari diberikannya grasi ke Pak Antasari Azhar sebagai tahanan sehingga "Pasopatinya" Pakde dapat bernafas lega diluar ruang tahanan akibat kasus pembunuhan hasil rekayasa atas dirinya.
Saat panah Pasopati itu melesat dengan bebas, pastinya akan tepat sasaran karena Arjuna adalah pemanah handal dan tidak pernah meleset dari sasaran serta dilengkapi dengan Pasopati. Menurut cerita pewayangan kisah Mahabrata, Panah Pasopati atau Pashupatastra dapat kita artikan sebagai "Pasti Mati" adalah suatu senjata yang diberikan kepada Arjuna oleh Bathara Siwa dan dilengkapi dengan Busur Gandhiwa sebagai senjata buatan Bathara Brahma suatu formasi senjata lengkap bagi Arjuna yang menjadikannya semakin tidak terkalahkan dalam hal memanah. Tidak seperti Brahmastra yang hanya bisa sekali keluar saja, Pasopati sangatlah berbeda, anak panah ini dapat dikeluarkan berkali-kali oleh Arjuna untuk membidik sasarannya.
Pakde itu orang Jawa, asale ingkang Solo. Pakde pasti memahami dunia perwayangan khususnya kisah Mahabrata. Sejak beliau digadang menjadi calon presiden RI, sudah dapat kita lihat bahwa beliau adalah calon Arjuna tunggalnya Ibu Kunti (Ibu Megawati-red). Beliau siap menghadapi kubu Kurawa saat itu dengan panglimanya Duryudana (Pak Prabowo-red). Saat ini Pandhawa dan Kurawa sudah dirangkul oleh Sang Arjuna dari Solo. Tetapi kita terkadang lupa bahwa dalam kisah Mahabrata ada tokoh Sengkuni alias pembisik yang licik. Nah Sengkuninya yang kita hadapi sekarang adalah Sengkuni yang baperan alias Pak Mantan. Awalnya netral lah kok lama-lama malah memacing Barathayudha tahap dua toh, Pak. Cuitan-cuitan beliau di media sosial mencerminkan seolah Hastinapura dalam bahaya dan harus berakhir di Padang Kurusetra dalam perang Barathayudha. Kita memang akan menghadapi Perang Barathayuda dalam pertarungan Pilkada sekarang. Dimana panah kecil mulai diluncurkan oleh Pakde satu persatu. Bisa kita lihat ditangkapnya para pelaku Makar, persidangan Ahok untuk membuktikan bahwa dia bersalah, Sang Habib yang punya janji menumpuk dengan Bareskrim, ditangkapnya orang-orang dekat Cikeas, hingga dibebaskannya Pak Antasari.
Arjuna dari Solo kita sedang menunggu waktu yang tepat kapan saatnya Pasupati akan dilepaskan. Di saat panah ini dilepaskan, apakah kubu Sengkuni sudah bersiap untuk dimenerima sasaran panah ini. Apakah tetap menjadi Sengkuni atau justru akan berakhir seperti Cakil. Walaupun akhirnya Sengkuni juga dihabisi oleh pihak Pandhawa sih. Lucunya keadaan negeri ini tidak ubahnya seperti Kerajaan Hastinapura dan Padang Kurusetra. Udah ngga sabar menyaksikan kehebatan Arjuna dari Solo ini untuk melepaskan Pasopatinya. Kata Pakde : Jangan prihatin, tunggu ajah tanggal mainnya. Tak bidik disik sasarane. :)
~Sok Jadi Pengamat Wayang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
What i said :