Hallo Fellas,
Eh si Dinda masih ajah dibahas yah walaupun yang bersangkutan udah minta maaf. Tapi cukup ngga sih permintaan maaf dari Dinda untuk mengubah pola pikir dan tingkah laku pengguna commuter line? Well postingan Dinda ini ingetin gw juga sama kejadian di busway tahun 2007 lalu. Saat gw masih jadi anak magang di daerah Sunter. Gw berangkat pagi naik bus PPD, pulangnya selalu naik busway. Buat sampe ke rumah, gw harus transit 2x. Pertama naik dari Halte Cempaka Mas, trus turun di Harmoni. Dari Harmoni nyambung lagi ke Dukuh Atas dua trus ke arah halte Jatipadang atau Pejaten. Lumayun makan waktu sih sekitar 2,5 jam. Kalau naik PPD pulang, bisa makan waktu sekitar 3,5 jam.
Kejadian yang mao gw ceritakan soal ibu hamil adalah kejadian saat di halte Dukuh Atas 2. Tau sendiri dunks tuh halte busway panjangnya udah kaya ular yang melingkar. Untuk halte transit ke arah Pulo Gadung dan Ragunan, ruangannya cukup sempit dan kadang ngga mampu nampung penumpang yang ada. Penumpang pas jam-jam sibuk pulang kantor ngantrinya bisa sampe ke atas terowongan arah Kota BNI. Memang disediakan kursi untuk yang mengantri khususnya untuk ibu hamil dan yang membutuhkan (bawa anak dan penyandang cacat). Akan tetapi jumlah kursi yang tersedia pun tidak memadai ditambah lagi jadwal kedatangan bus pada saat itu mungkin jauh lebih lama dibandingkan sekarang. Serta untuk ketiga kategori penumpang tersebut dibedakan juga pintu antriannya. Mungkin gw rada egois yah saat itu, karena gw antri di tempat untuk kategori tiga itu. Tapi kalau gw ngga ada disitu, gw ngga akan bisa share kejadian ini.
Jujur sebenernya kejadian ini pengen banget gw lupain, yah berhubung si Dinda udah buka front duluan akhirnya gw korek lagi memori gw di tahun 2007 ini. Gw lupa pastinya ada berapa ibu hamil yang ikut antri dan mereka berdiri. Usia kandungan mereka pun macam, mungkin yang paling tua sekitar 32 minggu atau sekitar 8 bulan dan yang paling muda sekitar 3 - 4 bulan. Gw sih perkiraan ajah dengan ngeliat muncung perutnya mereka. Bus datangnya cukup lama, sekitar 1 jam antri bus yang lewat mungkin hanya 4 -5 bus. Karena emang waktunya bertepatan juga dengan waktu istirahat shift mereka dan pengisian BBM. Ada satu ibu yang hamilnya udah sekitar 7 - 8 bulan, tiba-tiba dia hampir pingsan dan pendarahan. Sebelumnya si ibu ditawari oleh duduk tapi dia menolaknya karena ingin antri dan cepat sampai ke rumahnya. Gw sadar kok kalau kondisi ibu hamil itu beda dengan wanita normal dan mereka memang pantas mendapat perlakuan khusus karena ada dua nyawa yang dipertaruhkan. Nyawa si ibu dan nyawa si janin.
Si ibu hamil ini ngaku, dia sudah ada di halte bus way sekitar 2 jam dan untuk 1,5 jam dia sudah berdiri mengantri. Mak, ini mah bener2 membahayakan dua-duanya. Walaupun mau cepet sampai rumah, menghemat ongkos, setidaknya pikirkan juga keselamatan kalian berdua. Setelah orang-orang heboh akan kejadian pendarahan itu, dia cepet-cepet mendapat pertolongan. Gw ngga tau yah dilarikan kemana. Tapi memang inilah yang terjadi. Seandainya saja penyebaran sosial media saat itu sama seperti sekarang. Mungkin moral pengguna angkutan dan pemerintah bisa diselamatkan dari tahun 2007.
Jadi sebelum si Dinda metik pelajaran untuk menyediakan tempat duduk prioritas bagi ibu hamil, gw sudah menarik pelajaran duluan dengan kejadian pendarahan ibu hamil 2007 di halte busway Dukuh Atas 2. Jadi untuk ibu-ibu yang sedang mengandung, jangan bahayakan keselamatan nyawa kalian dan bayi dalam kandungan. Kalian memang berhak atas tempat duduk prioritas itu. Dimanapun itu angkutan yang digunakan. Apalagi setelah membaca beberapa blog yang menjelaskan keadaan tubuh wanita saat mengandung, gw paham banget ada beberapa perubahan drastis yang terjadi.
Kalau gw mau membandingkan antara commuter line dan busway, keadaan di busway pun lebih memprihatinkan dibandingkan dengan commuter line. Halte busway yang harus melalui jembatan penyebrangan besi itu sudah mulai rapuh disana sini. Bahkan sambungannya sudah ada yang hampir copot dan copot beneran. Kondisi penumpang dalam bus, jauh lebih padat dibandingkan commuter line. Armada bus, sudah tua bahkan kalau AC sudah tidak dingin tidak ada sirkulasi udara dari luar. Ongkos memang murah hanya 3,500 rupiah dan sekarang bisa integrasi dengan kopaja AC. Tapi apakah ini pengorbanan yang harus dilakukan oleh pengguna angkutan umum untuk mendapatkan sarana yang layak?
In the end, gw cuma mau ngucapin terima kasih buat Dinda Kusumadewi yang sudah memblow-up kasus ini. Karena kamu udah ngajarin ke kita sikap empati dan menggunakan angkutan umum dengan bijak. Tidak usah menyembunyikan diri karena cibiran yang diterima, karena itu adalah ungkapan terima kasih kami yang tidak terima atas sindirian kamu. Terus berkarya melalui sosial media yah, Din.
Cheers,
~T
Jumat, 18 April 2014
Kamis, 17 April 2014
Potret Nyata Dunia Commuter Line dari Kacamata Tata
Tulisan ini bagian dari uneg-uneg selama menggunakan jasa commuter line kurun waktu 3 bulan terakhir. Miris sih baca moment pathnya si Dinda. Gw ngehina-hina orang gendut ngga ada yang capture status gw tuh so far. So kenapa ambil pusing sih, khan hati nurani udah mati. Tapi urusan gini malah dibikin heboh.
Buat Dinda : ngga hanya loe ajah kok yang kesel pas naek kereta commuter line. Gw sebagai sesama pengguna commuter line juga kesel. Apalagi sama orang-orang yang emang mau enaknya sendiri. Terutama ngga mau ngertiin keadaan kaya udah tau kereta penuh tapi dia maksa masuk. Gw pribadi pernah ngemeng ke orang itu, loe masuk gw keplak. Di dalam udah kaya ikan pepes, lo maksa masuk. Loe punya hak, yang di dalam juga punya hak. Atau ngga, pernah gw liat yang kedua kalinya ada orang tuna netra naik kereta dari stasiun Pas Ming dia mau ke Manggarai, naik di gerbong khusus perempuan. Gw sempet kesel karena orang-orang pada cuek, Akhirnya gw beraniin diri buat bilang, tolong kasih duduk ini ada yang tuna netra. Karena kebetulan gw juga lagi berdiri saat itu. Beberapa orang ngga ada yang berdiri akhirnya si ibu tuna netra itu tetep berdiri dan orang-orang segerbong juga ngga ngeh. Yang ada si ibu tuna netra itu malah di dorong sana sini. Dia harus ngalah sama kita-kita yang dikaruniai tubuh lengkap ini dan cacat hati nurani.
Ini emang potret kehidupan pengguna commuter line khususnya gerbong cewe. Justru lebih rada manusiawi di gerbong campur. Walopun kesel, at least para bapak-bapak akan kasih tempat duduknya kalau memang itu untuk lanjut usia, ibu hamil, atau penyandang cacat. Jujur hati nurani sudah mati di gerbong khusus cewe. Terlebih lagi cewe akan lebih maksa buat masuk ke dalam kereta, walaupun tuh udah padat dan kadang harus mengorbankan tas kejepit dulu baru pintu bisa ditutup ataupun kaki keinjek karena pemaksaan itu.
Di satu sisi gw ngga nyalahin loe, mungkin ini suatu peringatan juga buat pemerintah kita dalam menyediakan sarana transportasi massal yang layak. Malu lah sebagai bangsa yang bilangnya mulai maju dan berkembang tapi sistem angkutan massal kita jauh tertinggal dari negara-negara yang nyatanya jauh under dog dari kita. khususnya ibu kota, ini bukan gambaran ibu kota yang ideal. Modern dan tertata apik mungkin dua kata ini tidak ada di Jakarta. Semua orang sudah terlanjur mematikan hati nuraninya masing-masing karena tergerus dengan arus modern yang salah kaprah.
Dinda dan buat para pengguna commuter line, kalau memang masih merasa dirinya manusia yang punya hati nurani jika ada orang-orang yang membutuhkan tempat duduk kasih lah. Tidak peduli walopun kita harus bangun pagi untuk berangkat ke kantor ataupun harus naik beberapa kali angkutan untuk mencapai stasiun kereta. Justru kita harus bangga karena punya badan yang kuat dan sehat untuk ngebantu sesama. Ini sih sekedar sharing ajah pengalaman gw dalam naik commuter line. Mungkin kalau ada yang punya pengalaman lebih heboh dari Dinda atau saya mau komen, silahkan.
Cheers
~T
Cheers
~T
Rabu, 09 April 2014
Kejahatan yang Kurang Sempurna dari Pembunuhan Ade Sara
Hallo Fellas,
Gw yang tadinya ngga ngikutin berita pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) jadi coba buat ngikutin karena setelah baca berita online yang judulnya Akal Bulus Pembunuhan Ade Sara yang Tidak Mulus dan Hafidz dari Kecil Suka Nonton Film Psikopat. Lucu yah, orang yang katanya dari kecil suka nonton film psikopat untuk merencanakan pembunuhan tapi kok ngga bisa mulus. Ini khan aneh ajah gituh menurut gw. Terlebih lagi ayah si tersangka pria adalah seorang dokter yang pernah berurusan dengan hukum atas kasus aborsi sekitar lima tahun yang lalu. Tentunya si tersangka pria alias si Hafiz bisa belajar dari kasus si ayah untuk kemudian merencanakan suatu pembunuhan yang mulus terhadap Ade Sara. Eits jangan berpikiran buruk dulu buat tulisan gw ini dan jangan juga berpikiran bahwa gw juga seorang psikopat seperti si Hafiz dan pacarnya. Gw nulis ini cuma mau menunjukkan betapa bobroknya dan labilnya mental anak muda kita. Well enjoy the rest of this story, guys.
Buat temen-temen yang berlangganan TV berbayar seperti Indovision, Aora, Top TV, atau First Media tentu tahu dunks saluran Fox dan Fox crime. Di dua saluran tersebut ada program-program acara yang bisa dijadikan panduan bagaimana untuk menjadi seorang pembunuh tanpa ketahuan pihak kepolisian dan buat pihak kepolisian juga ada panduan bagaimana untuk menyelidiki kasus pembunuhan oleh psikopat. Psikopat yang gampang banget di contoh adalah Dexter. Kalau mau tau soal si Dexter, baca blog gw sebelumnya yang soal wrapping koper. Gw udah cerita sedikit banyak soal karakter si Dexter Morgan. Dari season 1 - 7, Dexter ngebunuh ngga pernah ketahuan. Sampai akhirnya pas di akhir episode season 7, Dexter ketahuan juga sama bosnya kalau selama ini dialah si pembunuh berantai itu. Walaupun toh akhirnya si bosnya Dexter mati juga ditangan Debra.
Berita yang gw baca itu disebutkan bahwa menurut pengakuan temannya tersangka pria, si Hafiz itu sejak kecil suka banget sama film-film dengan tema psikopat seperti Jackass. Jackass tema psikopat, mungkin si Hafidz kudu belajar dari Dokter Hannibal Lecter bagaimana untuk menjadi true psikopat. Fidz, nonton tuh jangan Jackass, tuh mah film lucu-lucuan Amrik doank. Kalau situ nonton Silent of the Lamb, mungkin sekarang situ udah bebas dari kantor polisi. Liat dunks gimana cara Hannibal menghabisi 2 polisi sekaligus hanya dengan modal sebuah ballpoint. Kalau yang mentalnya sehat silahkan tonton Silent of the Lamb, tapi kalau ada jiwa pembunuh mungkin bisa jadi modal dasar untuk menjadi seorang psikopat. Namanya juga psikopat, yang dipermainkan adalah sisi psikologis korbannya. Kalau Hafidz menurut gw itu dia bingung bagaimana cara menyalurkan emosi jiwa yang berlebihan sehingga melakukan perbuatan konyol dengan skenario kacangan.
Jujur, gw ketawa banget dengan skenario kacangan yang dibuat sama si kedua tersangka. Pertama-tama karena si korban ngga mau ketemuan sama si cowo akhirnya si cowo minta tolong sama pacarnya buat menghubungi korban dan mengatur janjian dengan tujuan untuk membunuh si korban. Si pacar karena dituntut kesetiaan dan pembuktian cinta serta rasa cemburu karena takut si cowonya akan kembali ke korban, makanya setuju untuk melaksanakan skenario kentang pacarnya. Inilah type cewe Indonesia yang ngga punya akal sehat dan pendirian hidup. Inget satu hal dari pasangan, dia atau kita ngga selamanya akan hidup di dunia ini barengan. Bisa saja kalau memang situ nanti akhirnya nikah, salah satu dari situ akan meninggal duluan diusia muda toh kita juga akan kembali sendiri dan akan mencari pasangan baru lagi (mungkin). Satu hal yang menjadi modal kita untuk hidup adalah kekuatan dan kemampuan yang ada pada kita sendiri untuk menggunakan akal sehat.
Lanjut lagi soal skenario yang mereka buat dalam merencanakan pembunuhan Ade Sara, setelah si Ade setuju untuk ketemuan dengan tersangka perempuan dalam perjalanan menuju tempat les Bahasa Jermannya, kemudian tersangka perempuan mengajak si korban menuju mobil tersangka pria. Tanpa menaruh rasa curiga. Ini yang gw heran dari korban, pacaran 7 bulan tentu mengenal barang-barang yang dipunyai oleh tersangka terlebih lagi mobil yang sudah dimilikinya selama dua tahun dan korban baru saja putus dengan tersangka satu tahun yang lalu. Jadi bisa dibilang si Hafiz bawa mobil itu ketika awal pacaran dengan Ade Sara. Masa selama pacaran si Ade ngga pernah dianterin sama si Hafidz pake mobil itu. Apalagi setelah putus Ade sudah TIDAK MAU LAGI BERHUBUNGAN dengan Hafiz. Tentu dengan melihat mobil Hafidz, Ade Sara sudah bisa timbul sikap curiga dalam dirinya dan bisa mengambil tindakan sebelum masuk kedalam mobil tersebut. Mungkin jika saja dia bisa bersikap tegas pada dirinya saat itu, Ade Sara masih hidup hingga saat ini dan Hafiz akan berpikir keras kembali untuk merencanakan skenario yang lebih matang untuk membunuh Ade.Karena ingat si Hafiz disebut sebagai psikopat oleh media. Seorang psikopat tidak akan pernah puas sampai korbannya benar-benar menderita dan tercapai tujuannya untuk menyakiti korban secara psikis.
Gw juga keingetan akan istilah yang sering digunakan dalam berhubungan kalau dia ngga jadi milik gw, maka orang lain ngga boleh memiliki dia. Mungkin pemikiran ini bisa menjadi motif utana dalam pembunuhan Ade. Hafiz cinta monyet buta terhadap Ade Sara, akan tetapi karena perlakuan kasar yang diterima oleh Ade selama menjalin hubungan dengan Hafiz yang membuatnya meninggalkan Hafiz. Inilah kelakuan anak muda jaman sekarang. Terkadang salah mengartikan bebasnya segala informasi yang diserap melalui internet. Kebebasan budaya bukan berarti mematikan moral yang sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua kita. Well, in the end rest in peace Ade Sara, Tuhan Yesus sudah menjagamu dari Hafiz-Hafiz dunia. Semoga ketika hukuman mati yang dijatuhkan kepada Hafiz, kamu ngga akan bertemu dengannya karena kalian beda dunia.
Gw yang tadinya ngga ngikutin berita pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) jadi coba buat ngikutin karena setelah baca berita online yang judulnya Akal Bulus Pembunuhan Ade Sara yang Tidak Mulus dan Hafidz dari Kecil Suka Nonton Film Psikopat. Lucu yah, orang yang katanya dari kecil suka nonton film psikopat untuk merencanakan pembunuhan tapi kok ngga bisa mulus. Ini khan aneh ajah gituh menurut gw. Terlebih lagi ayah si tersangka pria adalah seorang dokter yang pernah berurusan dengan hukum atas kasus aborsi sekitar lima tahun yang lalu. Tentunya si tersangka pria alias si Hafiz bisa belajar dari kasus si ayah untuk kemudian merencanakan suatu pembunuhan yang mulus terhadap Ade Sara. Eits jangan berpikiran buruk dulu buat tulisan gw ini dan jangan juga berpikiran bahwa gw juga seorang psikopat seperti si Hafiz dan pacarnya. Gw nulis ini cuma mau menunjukkan betapa bobroknya dan labilnya mental anak muda kita. Well enjoy the rest of this story, guys.
Buat temen-temen yang berlangganan TV berbayar seperti Indovision, Aora, Top TV, atau First Media tentu tahu dunks saluran Fox dan Fox crime. Di dua saluran tersebut ada program-program acara yang bisa dijadikan panduan bagaimana untuk menjadi seorang pembunuh tanpa ketahuan pihak kepolisian dan buat pihak kepolisian juga ada panduan bagaimana untuk menyelidiki kasus pembunuhan oleh psikopat. Psikopat yang gampang banget di contoh adalah Dexter. Kalau mau tau soal si Dexter, baca blog gw sebelumnya yang soal wrapping koper. Gw udah cerita sedikit banyak soal karakter si Dexter Morgan. Dari season 1 - 7, Dexter ngebunuh ngga pernah ketahuan. Sampai akhirnya pas di akhir episode season 7, Dexter ketahuan juga sama bosnya kalau selama ini dialah si pembunuh berantai itu. Walaupun toh akhirnya si bosnya Dexter mati juga ditangan Debra.
Berita yang gw baca itu disebutkan bahwa menurut pengakuan temannya tersangka pria, si Hafiz itu sejak kecil suka banget sama film-film dengan tema psikopat seperti Jackass. Jackass tema psikopat, mungkin si Hafidz kudu belajar dari Dokter Hannibal Lecter bagaimana untuk menjadi true psikopat. Fidz, nonton tuh jangan Jackass, tuh mah film lucu-lucuan Amrik doank. Kalau situ nonton Silent of the Lamb, mungkin sekarang situ udah bebas dari kantor polisi. Liat dunks gimana cara Hannibal menghabisi 2 polisi sekaligus hanya dengan modal sebuah ballpoint. Kalau yang mentalnya sehat silahkan tonton Silent of the Lamb, tapi kalau ada jiwa pembunuh mungkin bisa jadi modal dasar untuk menjadi seorang psikopat. Namanya juga psikopat, yang dipermainkan adalah sisi psikologis korbannya. Kalau Hafidz menurut gw itu dia bingung bagaimana cara menyalurkan emosi jiwa yang berlebihan sehingga melakukan perbuatan konyol dengan skenario kacangan.
Jujur, gw ketawa banget dengan skenario kacangan yang dibuat sama si kedua tersangka. Pertama-tama karena si korban ngga mau ketemuan sama si cowo akhirnya si cowo minta tolong sama pacarnya buat menghubungi korban dan mengatur janjian dengan tujuan untuk membunuh si korban. Si pacar karena dituntut kesetiaan dan pembuktian cinta serta rasa cemburu karena takut si cowonya akan kembali ke korban, makanya setuju untuk melaksanakan skenario kentang pacarnya. Inilah type cewe Indonesia yang ngga punya akal sehat dan pendirian hidup. Inget satu hal dari pasangan, dia atau kita ngga selamanya akan hidup di dunia ini barengan. Bisa saja kalau memang situ nanti akhirnya nikah, salah satu dari situ akan meninggal duluan diusia muda toh kita juga akan kembali sendiri dan akan mencari pasangan baru lagi (mungkin). Satu hal yang menjadi modal kita untuk hidup adalah kekuatan dan kemampuan yang ada pada kita sendiri untuk menggunakan akal sehat.
Lanjut lagi soal skenario yang mereka buat dalam merencanakan pembunuhan Ade Sara, setelah si Ade setuju untuk ketemuan dengan tersangka perempuan dalam perjalanan menuju tempat les Bahasa Jermannya, kemudian tersangka perempuan mengajak si korban menuju mobil tersangka pria. Tanpa menaruh rasa curiga. Ini yang gw heran dari korban, pacaran 7 bulan tentu mengenal barang-barang yang dipunyai oleh tersangka terlebih lagi mobil yang sudah dimilikinya selama dua tahun dan korban baru saja putus dengan tersangka satu tahun yang lalu. Jadi bisa dibilang si Hafiz bawa mobil itu ketika awal pacaran dengan Ade Sara. Masa selama pacaran si Ade ngga pernah dianterin sama si Hafidz pake mobil itu. Apalagi setelah putus Ade sudah TIDAK MAU LAGI BERHUBUNGAN dengan Hafiz. Tentu dengan melihat mobil Hafidz, Ade Sara sudah bisa timbul sikap curiga dalam dirinya dan bisa mengambil tindakan sebelum masuk kedalam mobil tersebut. Mungkin jika saja dia bisa bersikap tegas pada dirinya saat itu, Ade Sara masih hidup hingga saat ini dan Hafiz akan berpikir keras kembali untuk merencanakan skenario yang lebih matang untuk membunuh Ade.Karena ingat si Hafiz disebut sebagai psikopat oleh media. Seorang psikopat tidak akan pernah puas sampai korbannya benar-benar menderita dan tercapai tujuannya untuk menyakiti korban secara psikis.
Gw juga keingetan akan istilah yang sering digunakan dalam berhubungan kalau dia ngga jadi milik gw, maka orang lain ngga boleh memiliki dia. Mungkin pemikiran ini bisa menjadi motif utana dalam pembunuhan Ade. Hafiz cinta monyet buta terhadap Ade Sara, akan tetapi karena perlakuan kasar yang diterima oleh Ade selama menjalin hubungan dengan Hafiz yang membuatnya meninggalkan Hafiz. Inilah kelakuan anak muda jaman sekarang. Terkadang salah mengartikan bebasnya segala informasi yang diserap melalui internet. Kebebasan budaya bukan berarti mematikan moral yang sudah ditanamkan sejak dini oleh orang tua kita. Well, in the end rest in peace Ade Sara, Tuhan Yesus sudah menjagamu dari Hafiz-Hafiz dunia. Semoga ketika hukuman mati yang dijatuhkan kepada Hafiz, kamu ngga akan bertemu dengannya karena kalian beda dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)